Jakarta
- Selama 2012, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
telah menyelenggarakan berbagai uji kompetensi yang diperuntukkan bagi
guru baik dari Uji Kompetensi Awal (UKA) hingga Uji Kompetensi Guru
(UKG) yang baru saja usai dilaksanakan November silam. Dari berbagai uji
kompetensi ini hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda dan masih berada
pada rata-rata nilai 40.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa hasil
tersebut menjadi gambaran agar peningkatan mutu guru tidak boleh
berhenti dan harus dilakukan secara terus menerus. Rencananya pada tahun
ini, Kemendikbud juga telah menyiapkan penilaian kinerja untuk para
guru.
"Jangan sampai gurunya jelek, harus diperbaiki terus. Jadi output siswanya juga ikut membaik dan semakin baik," kata Nuh, di Jakarta, Kamis (3/1/2013).
Berdasarkan
data dari Kemendikbud, jumlah guru di Indonesia saat ini tercatat
sekitar 2,9 juta guru dan tiap tahun sekitar 33.000 guru yang pensiun.
Untuk itu, penyediaan guru dan peningkatan mutu guru selalu menjadi
program yang wajib dilakukan. Salah satunya seperti Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG) yang dianggap mampu meningkatkan kualitas
guru.
"Kompetensi guru yang ikut PLPG ini meningkat setelahnya. Ini berarti bagus," ujar Nuh.
Sementara
untuk UKG yang terus mendapat kritikan dari berbagai pihak ini dianggap
telah mampu memetakan kondisi guru yang ada di Indonesia saat ini.
Dengan demikian, pengembangan keprofesian melalui diklat diikuti dengan
penilaian kinerja guru dapat dilaksanakan.
"UKG
itu untuk memetakan. Rata-rata sudah dapat kemudian hasil daerah juga
ada. Ini tinggal dilanjut penilaian kinerja saja," jelas Nuh.
Seperti
diketahui, penilaian kinerja guru ini nantinya akan menjadi angka
kredit guru yang didasarkan pada jumlah tatap muka dan durasi mengajar
sesuai ketentuan. Selanjutnya, angka kredit guru ini menjadi landasan
untuk kenaikan pangkat dan jabatan guru.
Sementara diklat guru yang didasarkan pada hasil UKG ini akan dilaksanakan dengan empat cara yaitu sistem online, offline interaktif
komputer, diklat melalui modul dan tatap langsung. Dengan empat cara
ini, harapannya seluruh guru dapat terjangkau untuk mengikuti diklat
pada 2013 ini.
Sumber: http://edukasi.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar